Bangsa Indonesia memang sejak dulu menjadi
incaran bangsa lain, khususnya Belanda yang
menjajah Indonesia hingga tiga setengah abad
lamanya. Namun bangsa Indonesia tidak tinggal
diam dan memberikan perlawanan terhadap
pemerintahan kolonial Belanda tersebut. Sebab mereka tidak ingin dijajah oleh bangsa asing yang
hanya ingin mengambil keuntungan dan
mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam dan
terkenal dengan hasil rempah-rempah yang ada di
Indonesia.
Salah satu contoh perlawanan-perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintahan
kolonial belanda adalah terjadi di daerah Selatan
pulau Jawa, tepatnya di kabupaten Wonogiri yang
dulunya ikut dalam pemerintahan kraton
Mangkunegaran Surakarta. Tepatnya di
kecamatan Selogiri, desa Krisak terdapat perlawanan terhadap pemerintahan kolonial
Belanda yang dulu dipimpin oleh Adipati Raden
Mas Sahid atau sering dijuluki Samber Nyowo. Ia
sebenarnya adalah putra raja kraton
Mangkunegaran Surakarta. Ia meninggalkan
kraton karena merasa bahwa kraton Mangkunegaran Surakarta telah bekerja sama
dengan pemerintahan kolonial Belanda, padahal
Belanda adalah penjajah dan musuh bangsa
Indonesia, khususnya di tempat Adipati Raden
Mas Said tinggal. Hal itu menyebabkan
kesengsaraan bagi rakyat. Pangeran Samber Nyowo atau Adipati Raden Mas
Said memilih pergi meninggalkan keraton dan
bergabung dengan rakyat biasa untuk bersatu
melawan kolonial Belanda. Kepergian dan
pengembaraan Pangeran Samber Nyowo sampai
di Wonogiri, ia bergabung dengan rakyat dan memberikan perlawanan sengit kepada kolonial
belanda.
Pada suatu hari Pangeran Samber Nyowo bersama
pasukannya mengalami kekelahan. Mereka
dengan pasukannya dapat dipukul mundur oleh
para pasukan Kolonial Belanda, karena pada waktu itu persenjataan Belanda lebih canggih dan
lengkap daripada persenjataan yang dimiliki oleh
pasukan Pangeran Samber Nyowo yang hanya
besenjatakan bambu runcing, tombak, dan keris.
Pangeran Samber Nyowo dan pasukannya
memilih menyingkir dari pasukan kolonial Belanda. Pageran Samber Nyowo memerintahkan
pasukannya untuk beristirahat sambil menyusun
strategi kembali untuk bisa kembali melawan
pasukan kolonial Belanda.
Pada waktu beistirahat, Pangeran Samber Nyowo
melihat ada dua ekor kerbau jantan yang sedang berkelahi, seekor kerbau kecil (anak kerbau)
melawan kerbau yang besar dan sudah tua,
perkelahian dua ekor kerbau yang tidak
seimbang tadi pasti dimenangkan oleh kerbau
yang besar karena badannya yang tinggi dan
kekar, tentu saja tenaganya lebih kuat daripada kerbau yang kecil.
Perkelahian tadi membuat kerbau kecil lari
menjauh dari kerbau besar dan akhirnya kerbau
kecil menemukan tempat yang lebih aman. Tempat
itu juga digunakan untuk beristirahat Pangeran
Samber Nyowo. Pangeran Samber Nyowo mengamati terus kerbau kecil tadi, ternyata
kerbau kecil tadi beristirahat juga, lalu kerbau kecil
meminum air sendang (Jawa = bilik) yang airnya
keluar dari mata air, dan setelah meminumnya
kerbau kecil tadi diluar dugaan kerbau kecil itu
menghampiri kerbau besar. Perkelahian sengit pun tidak dapat dihindarkan lagi antara kedua
kerbau, dan tidak terduga kerbau kecil bisa
mengalahkan kerbau besar.
Pangeran Samber Nyowo melihat peristiwa yang
dilakukan oleh kedua kerbau tersebut yang tidak
masuk akal dan diluar nalar sehat, akhirnya Pangeran Samber Nyowo berpikir dan mendapat
inspirasi untuk meminum air tadi. Setelah
meminum air sendang tadi di dalam tubuhnya
terasa aneh dan mendapatkan kekuatan
supranatural, ia menjadi berani dan bersemangat
lagi untuk berperang melawan pasukan kolonial Belanda lagi. Para prajurit Pangeran Samber
Nyowo pun mengikuti untuk meminum air
sendang, dan ternyata betul pemikiran Pangeran
Samber Nyowo air sendang tadi berkhasiat, hal itu
terbukti Pangeran Samber Nyowo dan
pasukannya berhasil mengalahkan pasukan kolonial Belanda. Pasukan kolonial Belanda satu
persatu tewas.
Mereka menyerbu pasukan kolonial Belanda
seperti seorang memakan bubur yang masih
panas, yaitu dari pinggir dulu dan baru ke
tenggah kemudian menghabiskannya. Sehingga air sendang itu diberi nama oleh Pangeran Samber
Nyowo atau Adipati Raden Mas Said dengan
sebutan “Sendang Siwani”.
Source : https://www.mindtalk.com/channel/mistis/post/misteri-sendang-siwani-dan-latar-belakang-perjuang-632079329915847349.html
» - See more at: http://www.infosoloraya.com/taman-plintheng-semar-wonogiri/#sthash.QCZNeArh.dpuf
» - See more at: http://www.infosoloraya.com/taman-plintheng-semar-wonogiri/#sthash.QCZNeArh.dpuf





























